![]() |
Tempat menukarkan uang |
Di Padang juga ada Trans Padang, mobilnya 3/4. Tapi jadwalnya tidak menentu dan sistem pembayaranya walaupun bisa pakai kartu tapi sebagian besar masih manual. Penumpang membayar kepada Kenek dengan sebuah lembaran karcis sebagai bukti pembayaranya. Kenek akan berteriak menyebutkan setiap halte yang akan disinggahi, kemudian menekan bel tanda berhenti jika ada yang ingin berhenti.
Baca juga : Begini Cara Orang Jepang Buang Sampah
Bis di Jepang tidak ada kenek sama sekali. Hanya ada sopir. Sopirnya terlihat keren dengan pakaian yang necis dan rapi, pakai dasi dengan kemeja putih serta topi. Percis seperti pilot pesawat terbang. Saya pernah melihat ada perempuan juga yang menjadi sopirnya.
Jika tidak ada kenek bagaimana pembayaran ongkosnya? Nah itu dia yang menarik buat saya. Pembayaran ongkos bisa menggunakan kartu yang bisa kita isi ulang di dalam bis menggunakan mesin serba guna. Selain bisa untuk mengisi ulang dana kita di kartu itu, mesin ini juga berguna untuk menukarkan uang. Dan pastinya di mesin ini jugalah kita membayar ongkosnya dengan memasukkan sejumlah koin ke dalam lubang yang ada di mesin tersebut. Orang Jepang jujurnya kebangetan, jadi saya yakin tidak ada yang tidak bayar ongkos.
Baca juga : Lucunya Meja dan Kursi Anak Sekolah di Jepang
![]() | ||
Kartu bis ICa bisa diunakan untuk seluruh rute di dalam kota |
Baca juga : Dua Kali Gagal, Akhirnya Diterima Di Jepang
Di dalam bis ada informasi otomatis dari rekaman suara seorang perempuan yang menginformasikan halte terdekat. Di depan bis juga ada pengumuman bis akan berhenti di halte apa. Jika kita ingin berhenti cukup menekan tombol, sopir akan memberhentikan bis di halte itu. Jadi tidak ada yang teriak teriak minta berhenti di sutau tempat. Karena bis juga tidak bisa sembarangan berhenti. Ia hanya berhenti di halte.
![]() |
Tanda biru tempat menempelkan kartu. |
Baca juga : Apa sih Hanamian di Jepang
Jika tidak punya kartu kita dapat membayar pakai koin. Panah warna biru dalam foto berikut ini adalah tempat penumpang memasukkan ongkos. Jika kita tidak ada uang pas maka kita dapat menukarkan uang lebih besar ke pecahan yang lebih kecil. Misalnya menukarkan uang 1000 Yen. Nanti akan keluar uang koin 100 Yen dan beberapa uang 10 Yen atau 50 Yen. Jadi jangan khawatir soal pembayaran ongkos di dalam bis walaupun tidak ada kenek di dalamnya. Tempat menukarkan uang di tanda panah foto paling atas.
![]() | |
Tanda panah biru, tempat memasukkan ongkos |
Di dalam bis hampir dipastikan tidak ada yang ngobrol keras keras sambil tertawa terbahak bahak dengan teman temanya. Sebagian besar penumpang cenderung asik dengan HP nya. Beda dengan saya dan teman teman yang masih suka ngobrol walapun pelan pelan di dalam bis.
Ongkos bis di Jepang termasuk mahal. Perjalanan saya pergi ke tempat les Nihonggo kurang lebih 10 Km dengan waktu antara 10-15 menit, ongkosnya 240 Yen, sekitar 30.000 rupiah. Makanya banyak orang bersepeda di Jepang. Selain ramah lingkungan bersepeda sangat kondusif di sini. Jalan bagi pejalan kaki dan pengendara sepeda hampir sama besarnya dengan jalan bagi pengendara mobil. Jika cuaca sedang bagus saya ke tempat les atau ke supermnaket atau kemana saja menggunakan sepeda.
![]() |
Kemana mana bersepeda |