yesielsandra.com. "Bunda, maafkan Kakak". Anak saya
yang paling besar menghampiri, tanganya menjabat tangan saya dan iapun memeluk.
Sayapun menyambut tangan itu dan memeluk lebih erat lagi. Kamipun menangis.
Saya menjelaskan kepadanya kenapa dia mendapat hukuman malam itu. Dia mengerti,
dan berkali kali mengaku khilaf dan meminta maaf. Dia berusaha memberi
penjelasan mengapa sikapnya seperti itu malam itu. Sayapun meminta maaf
padanya. Saya katakan, maafkan Bunda, bantu bunda mendidik Kakak dan Adek adek
sesuai yang mereka inginkan. Dan saya berjanji padanya akan menjadi orang tua
yang lebih baik lagi.
Orang tua
sebaiknya memiliki ketegasan dan berwibawa dihadapan anak anaknya. Jika tidak anak anak akan kurang penghormatamya, berani menentang dan mudah melawan orang tua.
Ketika anak anak kita berbuat baik, sepantasnya mereka mendapat reward. Sebaliknya jika mereka melakukan kesalahan setelah diingatkan, konsekwensinya mereka juga mendapat hukuman atau punishment.
Ketika anak anak kita berbuat baik, sepantasnya mereka mendapat reward. Sebaliknya jika mereka melakukan kesalahan setelah diingatkan, konsekwensinya mereka juga mendapat hukuman atau punishment.
Bolehkan memberi
Reward dan Punishment?
Rujukan kita
dalam kehidupan sehari hari adalah Alquran dan Sunnah Nabi. Begitu juga dalam
mendidik anak. Secara detail pendidikan anak tidak dijabarkan, tapi kita
diberikan akal dan pikiran oleh Allah untuk melakukan improvisasi sepanjang tidak keluar dari aturan yang telah Allah dan Rasul tetapkan.
Mari kita lihat
surat Al Zazalah berikut. Allah memberi balasan kepada siapa saja yang berbuat
kebaikan walau hanya sebesar biji dzarah. Allah Juga membalas setiap kejahatan
walapun hanya dilakukan sebesar biji dzarah. Biji dzarah itu kira kira seperti
biji sayur bayam, sangat kecil sekali.
“Barang siapa
yang melakukan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat
(balasannya), dan barang siapa yang melakukan kejahatan seberat dzarrahpun,
niscaya dia akan melihat balasannya.” (Q.S. al-Zalzalah : 7-8)
Hadits tentang Rasulullah SAW
memberikan hadiah kepada anak-anak. Rasulullah SAW pernah
membariskan ‘Abdullah, ‘Ubaidillah, dan sejumlah anak-anak paman beliau, ‘Abbas
r.a. dalam satu barisan. Kemudian beliau bersabda,”Barangsiapa yang lebih
dahulu sampai padaku, maka dia akan mendapatkan anu dan anu.”
Mereka pun berlomba lari menuju
ke tempat Nabi SAW berada. Setelah sampai kepadanya, ada yang memeluk punggungnya
dan ada pula yang memeluk dadanya dan Nabi menciumi mereka serta menepati janji
kepada mereka (HR. Ahmad, Musnad Bani Hasyim 1739)
Mengenai seperti apa balasan,
hadiah atau reward yang akan kita berikan kepada anak bisa disesuaikan dengna
kemampuan orang tua atau berdasarkan besar kecilnya capaian dan usaha yang
telah dilakukan anak. Tidak semua capaian tersebut harus diberi reward
sebagaimana tidak semua juga kesalahan anak kita beri hukuman. Semua tergantung
kondisi orang tua dan anak.
Mengenai hukuman atau
punishment ada hadis nabi yang menjelaskan hal tersebut. Hal ini jika dilakukan
jika anak belum melaksanakan syariat pada batas usia tertentu, "Ajarilah anak sholat oleh
kalian sejak usia 7 tahun dan pukullah dia karena meninggalkannya bila telah
berusia 10 tahun.” (HR. Tirmidzi, Abu Dawud, ad-Darami)
Baca juga : Bukan Anak Anak Kita Yang Nakal Dan Bermasalah
Tahapan pemberian hukuman ini
disesuaikan dengan umur anak. Tidak tiba tiba diberi hukuman. Ada prosesnya,
misalnya kita sudah melakukan transfer nilai nilai kebaikan, sudah dicontohkan,
diberi tahu dulu, diajarkan dulu, dimotivasi dulu, sudah dibiasakan, dan sudah
dibuat perjanjian terlebihdulu. Sehingga anak tidak kaget dan melakukan
perlawanan apalagi sampai membenci dan kasar ke orang tuanya. Tapi karena
kelalaianya, karena egonya, anak anak melakukan kesalahan, kemudian mereka kita
beri hukuman, mereka akan memahami. Mereka akan bisa menerima kenapa mereka
dihukum.
Adapun tujuan diberi Reward adalah
untuk :
1. Memberikan penghargaan
kepada anak.
2. Memberikan kasih
sayang.
3 Menguatkan kebiasaan baik
pada anak.
4. Sebagai bentuk perhatian
orang tua pada anak.
Sedangkan Punisment diberikan
bertujuan untuk:
1. Agar anak tidak mengulangi
kebiasaan yang tidak baik yang dilakukanya.
2. Anak tau mana yang boleh dan
tidak boleh dilakukan.
3. Memberikan pelajaran kepada
anak.
4. Sebagai bentuk perhatian
orang tua pada anak.
Reward atau hadiah terbaik dari
orang tua kepada anak anaknya adalah kasih sayang dan cinta yang tak bertepi
berupa adab yang baik. Rasulullah SAW juga bersabda, “Tidaklah seorang
ayah memberikan hadiah kepada anaknya yang lebih utama dari hadiah adab yang
baik.” (HR. Hakim)
Reward juga tidak harus berupa benda, memberi pujian, senyuman, pelukan, ucapan terimakasih itu juga sudah merupakan hadiah terindah bagi anak.
Sebaliknya ketika anak kita
melakukan kesalahan, sebaiknya kita tetap dapat mengontrol emosi kita dengan tidak mencela apalagi sampai melakukan tindakan kekerasan padanya. Imam
Ghazali Rah.a. mengatakan, “Jangan Anda banyak mencela anak, karena dia akan
menjadi terbiasa dengan celaan. Akhirnya dia akan bertambah berani melakukan
keburukan, dan nasihat pun tidak dapat mempengaruhi hatinya lagi.” (Ihya’ Ulumuddin)
Baca juga : Usia Berapa Sebaiknya Anak Masuk SD?
Makasih ya Mbak sharingnya, masih harus banyak belajar neh mengasuh dan mendidik anak. Paling susah itu mengendalikan emosi saat anak melakukan kesalahan :-(
ReplyDeleteTidak pernah ada kata berhenti belajar untuk menjadi orang tua yang lebih baik ya Mbak. Terimakasih sudah mampir...
DeleteSetuju dengan blogpost ini, daku juga memberikan punish dan reward sesuai porsinya :)
ReplyDeleteNah itu dia, sesuai porsi ya Mak. Terimakasih sudah mampir ya Mak...
Deleteterimakasih artikelnya.
ReplyDeletesalam,
kardi
MASYAALLAH...
ReplyDeleteAlhamdulillah di qodar ALLAH untuk membaca tulisan ini.(tdk ada yg kebetulan di dunia ini)
Terima kasih ya mbak..tulisannya inspiratif sekali..
Sy irt dg 2 org anak 2 n 4 th.masih terus belajar memberi teladan yg baik buat mrk, yg utama tentang mengendalikan & menyalurkan emosi yg baik dan bersikap adil kpd mrk.