Ada bekas tali pusar di perut yang tidak bisa dihapus, itu adalah tanda
seorang anak manusia pernah bergantung 100% pada ibunya. Dengan segala
tumpah daranya, ibu telah mengandung, melahirkan, menyusui, mendidik
hingga anak tersebut tumbuh menjadi laki-laki dewasa.
Hingga suatu hari laki-laki itu menikahi kita. Dia tidak pernah
berhutang budi pada kita. Kita juga tidak pernah terjaga saat ia sakit,
tidak pernah membiayai kuliahnya. Sebelumnya kita tidak pernah berdoa
siang malam untuk kesehatan, keselamatan dan kesuksesan hidupnya, karena
kita tidak pernah mengenalnya sebelumnya.
Karena ijab dan qabul, segala keperluan hidup kita didahulukannya ketimbang orang tua yang telah membuatnya sukses. Seluruh gajinya diberikan pada kita. Dia banting tulang untuk membiayai hidup kita dan anak-anak. Setiap hari ia bersama kita. Dalam pikirannya sekarang adalah kita.
Kadang ia lupa pada orang tuanya, bahkan tak sempat menengok orang tua yang dulu mengajarinya berjalan, bahkan meneleponpun tidak. Orang tua itu tiba-tiba menjadi asing seperti orang yang tidak kenal saja.....
Syurga ada di bawah telapak kaki ibu. Laki-laki tidak saja bertanggung jawab kepda istrinya, tapi juga kepada ayah dan ibunya.
Jangan batasi ruang antara suami kita dan orang tuanya. Jangan kuasai seluruh fisiknya, hartanya, gajinya, waktu dan pikirannya. Mudahkan suami kita memenuhi hak kepada orang tuanya. Kelak Allah mudahkan seluruh hak-hak kita darinya.
Kelak jika anak laki-laki kita menikah, ia juga akan pergi.
Tapi kita tentu tidak ingin ia hilang begitu saja bersama perempuan lain. Kita pasti terus ingin memeluknya, minimal mendengar suaranya melalui telepon. Tidak ada ibu yang ingin jauh dari anaknya, tapi tidak semua anak mau mendekat pada ibunya.
#gumam_uni_yesi
Karena ijab dan qabul, segala keperluan hidup kita didahulukannya ketimbang orang tua yang telah membuatnya sukses. Seluruh gajinya diberikan pada kita. Dia banting tulang untuk membiayai hidup kita dan anak-anak. Setiap hari ia bersama kita. Dalam pikirannya sekarang adalah kita.
Kadang ia lupa pada orang tuanya, bahkan tak sempat menengok orang tua yang dulu mengajarinya berjalan, bahkan meneleponpun tidak. Orang tua itu tiba-tiba menjadi asing seperti orang yang tidak kenal saja.....
Syurga ada di bawah telapak kaki ibu. Laki-laki tidak saja bertanggung jawab kepda istrinya, tapi juga kepada ayah dan ibunya.
Jangan batasi ruang antara suami kita dan orang tuanya. Jangan kuasai seluruh fisiknya, hartanya, gajinya, waktu dan pikirannya. Mudahkan suami kita memenuhi hak kepada orang tuanya. Kelak Allah mudahkan seluruh hak-hak kita darinya.
Kelak jika anak laki-laki kita menikah, ia juga akan pergi.
Tapi kita tentu tidak ingin ia hilang begitu saja bersama perempuan lain. Kita pasti terus ingin memeluknya, minimal mendengar suaranya melalui telepon. Tidak ada ibu yang ingin jauh dari anaknya, tapi tidak semua anak mau mendekat pada ibunya.
#gumam_uni_yesi